Pelabuhan Baru Ambon akan Perluas Perdagangan ke Selatan

    Pelabuhan Baru Ambon akan Perluas Perdagangan ke Selatan

    JAKARTA - Pelabuhan Ambon Baru akan dimulai pembangunannya pada akhir Desember 2021 atau paling lambat Januari 2022, seiring dengan meningkatnya urgensi dibangunnya pelabuhan baru. Nilai investasi proyek ini diperkirakan mencapai Rp5 triliun (348 juta dolar AS). Berlokasi di perbatasan Desa Waai dan Liang di Pulau Ambon, Maluku, Pelabuhan Ambon Baru ini dibangun untuk mengatasi beberapa tantangan yang tidak dapat terselesaikan dengan hanya mengandalkan pelabuhan yang ada saat ini.

    Pelabuhan Ambon yang ada saat ini sudah hampir mencapai kapasitas maksimumnya, yang diproyeksikan akan terjadi dalam waktu 10 hingga 15 tahun mendatang. Perluasan lahan untuk pelabuhan ini juga sulit, karena terletak di antara kawasan pemukiman dan fasilitas umum. Pelabuhan perikanan terpisah di provinsi yang sama juga hampir mencapai kapasitas maksimumnya, sementara jalur perdagangannya di Teluk Ambon tetap menjadi salah satu yang tersibuk di negara ini.

    Untuk menampung semakin banyaknya peti kemas dan kargo yang melewati kota pelabuhan tersebut, pemerintah mendesak pembangunan Pelabuhan Ambon Baru untuk segera dimulai. Karena pelabuhan ini bernilai tinggi terhadap perekonomian nasional, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengusulkan agar pembangunan pelabuhan ini masuk dalam salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) tahun 2020-2024.

    Hal-hal yang membuat Pelabuhan Ambon Baru ini berbeda dari pelabuhan yang sudah ada adalah kapasitasnya yang lebih besar, fasilitasnya yang lebih luas dan lebih terintegrasi di dalam lokasi tersebut. Dibangun di atas lahan 700 hektar, Pelabuhan Ambon Baru akan memiliki beberapa fasilitas. Pelabuhan ini juga akan memiliki terminal peti kemas internasional dan domestik, terminal roro, pelabuhan perikanan dan fasilitas pemrosesan perikanan (TPI), kawasan industri dan logistik, serta terminal LNG dan pembangkit listrik. Total panjang dermaga adalah 1.000 m (ultimate).

    Sektor perikanan akan menjadi sangat penting bagi provinsi ini karena perikanan merupakan salah satu potensi terbesar Maluku. Bahkan, pemerintah menargetkan Maluku menjadi Lumbung Ikan Nasional. Dari perkiraan 4, 7 juta ton ikan di area tersebut, Maluku hanya bisa menangkap 543.000 ikan per tahun saat ini. Dengan infrastruktur pelabuhan perikanan yang lebih baik, pemerintah berharap Pelabuhan Ambon Baru akan mendorong pembangunan ekonomi, terutama melalui ekspor di industri perikanan.

    Pelabuhan Ambon Baru ini juga berlokasi strategis di dekat Timor Leste dan Papua Niugini. Selain itu, pemerintah berharap pelabuhan yang lebih besar ini dapat memfasilitasi jalur perdagangan langsung ke Australia, sehingga dapat meningkatkan nilai ekspor.

    Pembangunan pelabuhan tahap pertama diperkirakan menelan biaya Rp2, 214 triliun (154 juta dolar AS), dengan Rp1, 207 triliun (84 juta dolar AS) di antaranya untuk infrastruktur dasar akan diambil dari APBN. Sedangkan untuk pembangunan tahap selanjutnya, pendanaan akan bersumber dari kerja sama Pelindo IV dengan pihak swasta melalui Kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU). Skema investasi pelabuhan akan menggunakan skema kerja KPBU hingga Rp5 triliun (348 juta dolar AS).

    Dengan pembangunan baru di Maluku, pemerintah ingin meningkatkan nilai provinsi ini secara keseluruhan, khususnya dengan potensi yang belum tergarap di sektor perikanan. Pembangunan Pelabuhan Baru Ambon ini akan sejalan dengan visi Maluku untuk menjadi Lumbung Ikan Nasional. (***)

    ambon maluku
    Tony Rosyid

    Tony Rosyid

    Artikel Sebelumnya

    Industri Logam Tumbuh Melesat pada Triwulan...

    Artikel Berikutnya

    Novita Wijayanti Apresiasi Progres Pembangunan...

    Berita terkait